Rabu, 19 Juni 2013

Teori Dienes


Pembelajaran matematika berdasar teori Dienes

Teori Dienes

Zoltan P. Dienes adalah seorang matematikawan yang memusatkan perhatiannya pada cara-cara pengajaran terhadap anak-anak. Dasar teorinya bertumpu pada teori pieget, dan pengembangannya diorientasikan pada anak-anak, sedemikian rupa sehingga sistem yang dikembangkannya itu menarik bagi anak yang mempelajari matematika.
Dienes berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan diantara struktur-struktur dan mengkatagorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur. Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa benda-benda atau obyek-obyek dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.
Makin banyak bentuk-bentuk yang berlainan yang diberikan dalam konsep-konsep tertentu, akan makin jelas konsep yang dipahami anak, karena anak-anak akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis dalam konsep yang dipelajarinya itu.
Dalam mencari kesamaan sifat anak-anak mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih anak-anak dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka dengan mentranslasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan yang satu ke bentuk permainan lainnya. Translasi ini tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam permainan semula..
Menurut Dienes konsep-konsep matematika akan berhasil jika dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi 6 tahap, yaitu:
1. Permainan Bebas (Free Play)
Dalam setiap tahap belajar, tahap yang paling awal dari pengembangan konsep bermula dari permainan bebas. Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktifitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kebebasan untuk mengatur benda. Selama permainan pengetahuan anak muncul. Dalam tahap ini anak mulai membentuk struktur mental dan struktur sikap dalam mempersiapkan diri untuk memahami konsep yang sedang dipelajari. Misalnya dengan diberi permainan block logic, anak didik mulai mempelajari konsep-konsep abstrak tentang warna, tebal tipisnya benda yang merupakan ciri/sifat dari benda yang dimanipulasi.
2. Permainan yang Menggunakan Aturan (Games)
Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti pola-pola
dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Anak yang telah memahami aturan-aturan tadi. Jelaslah, dengan melalui permainan siswa diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika itu. Makin banyak bentuk-bentuk berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang dipahami siswa, karena akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis dalam konsep yang dipelajari itu. Menurut Dienes, untuk membuat konsep abstrak, anak didik memerlukan suatu kegiatan untuk mengumpulkan bermacam-macam pengalaman, dan kegiatan untuk yang tidak relevan dengan pengalaman itu. Contoh dengan permainan block logic, anak diberi kegiatan untuk membentuk kelompok bangun yang tipis, atau yang berwarna merah, kemudian membentuk kelompok benda berbentuk segitiga, atau yang tebal, dan sebagainya. Dalam membentuk kelompok bangun yang tipis, atau yang merah, timbul pengalaman terhadap konsep tipis dan merah, serta timbul penolakan terhadap bangun yang tipis (tebal), atau tidak merah (biru, hijau, kuning).
3. Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities)
Dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka dengan menstranslasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan lain. Translasi ini tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam permainan semula. Contoh kegiatan yang diberikan dengan permainan block logic, anak dihadapkan pada kelompok persegi dan persegi panjang yang tebal, anak diminta
mengidentifikasi sifat-sifat yang sama dari benda-benda dalam kelompok tersebut
(anggota kelompok).
4. Permainan Representasi (Representation)
Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Para siswa menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu. Setelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu. Representasi yang diperoleh ini bersifat abstrak, Dengan demikian telah mengarah pada pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak yang terdapat dalam konsep yang sedang dipelajari. Contoh kegiatan anak untuk menemukan banyaknya diagonal poligon (misal segi dua puluh tiga) dengan pendekatan induktif seperti berikut ini.
Segitiga Segiempat Segilima Segienam Segiduapuluhtiga
0 diagonal 2 diagonal 5 diagonal ..... diagonal ……. diagonal
5. Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)
Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol matematika atau melalui perumusan verbal. Sebagai contoh, dari kegiatan mencari banyaknya diagonal dengan pendekatan induktif tersebut, kegiatan berikutnya menentukan rumus banyaknya diagonal suatu poligon yang digeneralisasikan dari pola yang didapat anak.
6. Permainan dengan Formalisasi (Formalization)
Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini siswa-siswa dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan sifat-sifat baru konsep tersebut, sebagai contoh siswa yang telah mengenal dasar-dasar dalam struktur matematika seperti aksioma, harus mampu
merumuskan teorema dalam arti membuktikan teorema tersebut. Contohnya, anak didik telah mengenal dasar-dasar dalam struktur matematika seperti aksioma, harus mampu merumuskan suatu teorema berdasarkan aksioma, dalam arti membuktikan teorema tersebut.
Pada tahap formalisasi anak tidak hanya mampu merumuskan teorema serta membuktikannya secara deduktif, tetapi mereka sudah mempunyai pengetahuan tentang sistem yang berlaku dari pemahaman konsep-konsep yang terlibat satu sama lainnya. Misalnya bilangan bulat dengan operasi penjumlahan peserta sifat-sifat tertutup, komutatif, asosiatif, adanya elemen identitas, dan mempunyai elemen invers, membentuk sebuah sistem matematika. Dienes menyatakan bahwa proses pemahaman (abstracton) berlangsung selama belajar. Untuk pengajaran konsep matematika yang lebih sulit perlu dikembangkan materi matematika secara kongkret agar konsep matematika dapat dipahami dengan tepat. Dienes berpendapat bahwa materi harus dinyatakan dalam berbagai penyajian (multiple embodiment), sehingga anak-anak dapat bermain dengan bermacam-macam material yang dapat mengembangkan minat anak didik. Berbagai penyajian materi (multiple embodinent) dapat mempermudah proses pengklasifikasian abstraksi konsep.
Menurut Dienes, variasi sajian hendaknya tampak berbeda antara satu dan
lainya sesuai dengan prinsip variabilitas perseptual (perseptual variability), sehingga anak didik dapat melihat struktur dari berbagai pandangan yang berbeda-beda dan memperkaya imajinasinya terhadap setiap konsep matematika yang disajikan. Berbagai sajian (multiple embodiment) juga membuat adanya manipulasi secara penuh tentang variabel-variabel matematika. Variasi matematika dimaksud untuk membuat lebih jelas mengenai sejauh mana sebuah konsep dapat digeneralisasi terhadap konsep yang lain. Dengan demikian, semakin banyak bentuk-bentuk berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, semakin jelas bagi anak dalam memahami konsep tersebut.
Berhubungan dengan tahap belajar, suatu anak didik dihadapkan pada permainan yang terkontrol dengan berbagai sajian. Kegiatan ini menggunakan kesempatan untuk membantu anak didik menemukan cara-cara dan juga untuk mendiskusikan temuan-temuannya. Langkah selanjutnya, menurut Dienes, adalah memotivasi anak didik untuk mengabstraksikan pelajaran tanda material kongkret dengan gambar yang sederhana, grafik, peta dan akhirnya memadukan simbolo - simbol dengan konsep tersebut. Langkah-langkah ini merupakan suatu cara untuk memberi kesempatan kepada anak didik ikut berpartisipasi dalam proses penemuan dan formalisasi melalui percobaan matematika. Proses pembelajaran ini juga lebih melibatkan anak didik pada kegiatan belajar secara aktif dari pada hanya sekedar menghapal. Pentingnya simbolisasi adalah untuk meningkatkan kegiatan matematika ke satu bidang baru.
Dari sudut pandang tahap belajar, peranan guru adalah untuk mengatur belajar anak didik dalam memahami bentuk aturan-aturan susunan benda walaupun dalam skala kecil. Anak didik pada masa ini bermain dengan simbol dan aturan dengan bentuk-bentuk kongkret dan mereka memanipulasi untuk mengatur serta mengelompokkan aturan-aturan Anak harus mampu mengubah fase manipulasi kongkret, agar pada suatu waktu simbol tetap terkait dengan pengalaman kongkretnya.

Senin, 17 Juni 2013

soal bahasa jawa kelas III

ULANGAN HARIAN BASA JAWA

NAMA   :
KELAS  : III
Menyang Kebon Kewan
            Wektu iku mangsa preian. Ibu lan bapak ngajak aku sakkaluarga plesiran menyang Kebun Binatang Surabaya. Saka omah isih isuk banget, numpak bis mudhun terminal Bungurasih. Sawise mudhun banjur ganti numpak bis kota mudhun ing Terminal Joyoboyo. Saka Terminal Joyoboyo, mlaku sedhela wis tumeka kebun kewn. Sawise tuku karcis, banjur mlebu karo menehake karcis.

I.       Owahana pitakon-pitakon ing ngisor iki kanthi bener!
1.  Apa irah-irahane wacan ing dhuwur? …………………………………………………..
2.  Sapa wae seng menyang Kebun Kewan?.........................................................................
3.  Mudhun neng endi yen numpak bis?...............................................................................
4.  ……………………………….(susul) adhimu ing terminal!
5.  ……………………………….(silih) sepedhamu!
6.  Aku lan ibu tuku gula ing toko. Owahana dadi basa karma! …………………………..
7.  Mas Nurdin tuku klambi nang pasar. Owahana dadi basa karma! …………………….
8.  Gaweo ukara kang dumadi saka jejer, wasesa, lesan, lan keterangan wektu! 2 wae.
    ………………………………………………………………………………………….
    ………………………………………………………………………………………….
 No 9 lan 10 tatanen dadi ukara sing bener!
9.   ing – Bu – mundhut – Narti – roti – toko = ……………………………………………
10. seger – esuk – wayah – hawane = ……………………………………………………

II.    Owahana dadi aksara jawa!
  1. Sarana nata kaca =…………………………………………………………………
  2. Ana ngendi = ……………………………………………………………………..
  3. Sepira = …………………………………………………………………………..
  4. Polo wijo = ……………………………………………………………………….
  5. Budi tuku sepatu = ……………………………………………………………….

III. Owahana dadi aksara latin!



soal bahasa inggris

ULANGAN HARIAN

NAMA   :                                                              BIDANG STUDI : BAHASA INGGRIS
KELAS  : III

Hello, My name is Ilham. I am student of MI AL HIDAYAH. I am in the third class. This is my school. My school not big but clean. In my school has many rooms. They are canteen, library, office. We usually have flag ceremony in yard school. The students usually have meal in the canteen. The name headmaster on my school is Mrs. Monalisa.
I.       Answer these question!
  1. Who is the writer? ……………………………………………………....
  2. Where does he study? …………………………………………………..
  3. Where does the students have flag ceremony? …………………………
  4. Where students have a meal? …………………………………………..
  5. Students are studying in the ……………………………………………..
  6. Who is Mrs. Monalisa in school MI AL HIDAYAH? …………………
  7. I want to buy some meal in the …………………………………………
  8. The teachers usually are in the …………………………………………
  9. e – f – c – o - i – f = ……………………………………………………...
  10. y – r – a – l – r – b – I = …………………………………………………

II.    Translate into English!
  1. Bu Ana adalah seorang guru = ………………………………………………
  2. Murid-murid membaca buku di perpustakaan = ……………………………
  3. Itu sekolahku = ………………………………………………………….......
  4. Saya membeli es di kantin = …………………………………………………
  5. Mereka bermain sepak bola di lapangan = …………………………………..

III. Translate into Indonesia!
  1. Dita buy ice cream in the canteen = …………………………………………
  2. Mr. Hari is my teacher = ………………………………………………………
  3. Students are studying in the class room = ……………………………………
  4. Mala goes to school by bicycle = ……………………………………………
  5. Students have ceremony in the school yard = ……………………………………












ULANGAN HARIAN

NAMA    :                                                                  BID STUDI : BAHASA INGGRIS
KELAS   : IV

Umar is forth grade student. He is studies at MI AS SYAKUR. He goes to school on Monday to Saturday. He deosn’t go to school on Sunday. It is holiday. Every Monday in the Umar school is flag ceremony in school yard. Umar playing baskedball every Sunday in the field.
I.       Answer these question!
  1. Umar is …………………………………………… student.
  2. Umar studies at …………………………………………….
  3. Umar doesn’t go to school on ……………………………..
  4. The fifth day of week is ……………………………………
  5. today is wadnesday. Tomorrow is …………………………
  6. What day is afther Sunday? ………………………………..
  7. The twelfth month of the year is …………………………..
  8. The second month of the year is ……………………………
  9. It is March, what month is the next month? ………………….
  10. It is January. It is …………………………of the year.

II.    Translate into Indonesian!
  1. Today is Friday. Tomorrow is Saturday = ……………………………………….
  2. Yesterday was Tuesday. Today is Monday = ……………………………………
  3. This date is may, 20    = …………………………………………………………
  4. This month is October. Last month is September = …………………………….
  5. The first month is January = …………………………………………………….

III. Translate into English!
  1. Hari ini hari kamis. Besok hari jum’at = ………………………………………..
  2. Besok hari senin. Hari ini hari minggu = ……………………………………….
  3. Ini bulan agustus. Bulan selanjutnya bulan September = ………………………………………………..
  4. Hari ini hari apa? Hari ini hari kamis = ………………………………………………………………………………
  5. Tnggal 8 Februari 2013 = ……………………………………………………….







makalah

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
         Kemajuan Islam di era pertengahan tidak saja mewarisi pengetahuan Yunani dan Romawi, akan tetapi telah memodifikasi dan menyempurnakan pengetahuan sebelumnya. Peradapan Yunani, Romawi dan Persia jelas menyumbangkan pengetahuan yang sangat berharga bagi seluruh dunia terutama filsafat.
        Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi atas masalah-masalah yang ada, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
        Masyarakat dunia harus mulai sadar bahwa tidak hanya filsafat Yunani dan Romawi yang mendunia, tetapi filsafat India, filsafat Cina, filsafat Islam dan filsafat Barat juga tidak kalah pamornya. Filsafat India menggusung keyakinan akan kesatuan fundamental antara manusia (individu) dengan alam (kosmos).                                                                                        Sedangkan filsafat Cina merupakan salah satu filsafat tertua dan dipercaya menjadi salah satu filsafat dasar dari tiga filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah filsafat dunia.
         Tampilnya filsafat Islam di area pemikiran merupakan hasil interaksi agama Islam dengan faktor ekstern. Faktor ekstern yang dimaksud adalah budaya dan tradisi non Islam yang sepanjang sejarah diwakili oleh  Eropa di belahan Barat serta India, Iran dan Cina di belahan Timur.
          Awal perkembangan filsafat  Barat mulai ada di Yunani. Dalam filsafat Barat tiap tahun memiliki ciri dan nuansa yang berbeda.

B.     Perumusan Masalah
           Dari uraian di atas, pemakalah merumuskan masalah sebagai berikut :
-          Bagaimana karakteristik filsafat India, Cina, Islam dan Barat.
C.    Tujuan
           Untuk mengetahui karakteristik dari filsafat India, Cina, Islam dan Barat.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Filsafat India
Filsafat India mulai ada sejak bangsa Arya masuk ke daratan India dari utara, yang sebelumnya telah di huni oleh bangsa Dravida sekitar 1500 sebelum masehi (SM). Masuknya bangsa Arya ke dalam kebudayaan Dravida tentu menghasilkan sebuah perpaduan budaya atau tradisi baru di India.
Filsafat India memang jarang atau tidak terlalu sering mendapat perhatian masyarakat dunia, karena masyarakat dunia lebih senang membahas mengenai filsafat Yunani ataupun filsafat Islam. Filsafat India mengusung keyakinan akan kesatuan fundamental antara alam dengan manusia. Dengan demikian tidaklah mustahil jika filsafat India bisa jadi solusi bagi krisis spiritual dengan alam saat ini.
Filsafat India tidak mengajarkan seseorang untuk menguasai alam, tetapi untuk berteman dengan alam . mendidik seseorang agar mempunyai kearifan local dalam menelaah masalah hidup. Banyaknya catatan sejarah yang hilang serta kurangnya tokoh India zaman dulu yang kurang menuliskan kisahnya menjadi salah satu kesulitan yang dihadapi pengkaji filsafat India.
Cukup banyak kesalahpahaman terjadi dalam memandang filsafat India. Filsafat India sering dikaitkan dengan mistik tanpa adanya logika, berdasarkan instuisi supranatural, hanya filsafat pemujaan sakti, yaitu kekuatan dewi dalam bentuk energi. Berkembangnya filsafat India membuktikan eksistensi mereka yang benar-benar menggedepankan nilai-nilai spiritual, cinta kasih dan persaudaraan.
Perkembangan filsafat India mengalami pembabakan selama lima periode antara lain :
1.      Perkembangan filsafat India pada zaman Veda (2000 – 600 SM)
Filsafat Veda adalah filsafat yang membahas pikiran-pikiran yang terkandung dalan bagian mantra-mantra kitab suci Veda. Mantra-mantra tersebut merupakan bagian paling tertua dari seluruh kesustraan Veda yang pada dasarnya berupa pemujaan, pujian, permohonan kepada dewa-dewa yang dipuja.
Kemudian, penafsiran dari Veda semakin berkembang dan melahirkan kitab Brahmana, Upanishad, dan Saivagama. Ke empat kitab suci ini menjadi sumber utama filsafat India serta dianggap sebagai kitab suci agama Hindu. Dari keempat kitab suci tersebut, kitab Upanishad bisa dikatakan lebih kaya akan nilai-nilai filsafat India.
2.      Perkembangan filsafat India pada zaman Skeptimisme (600 SM – 300 M)
Perkembangan filsafat India pada zaman ini ditandai dengan munculnya ajaran Sidharta Gautama ( buddhisme ) yaitu ajaran yang memberikanpedoman praktis untuk mencapai keselamatan. Buddhisme merupakan penggerak reformasi kehidupan spiritual India. Buddhisme juga menawarkan sesuatu yang mudah diterima masyarakat luas. Ia menggajarkan protes keras terhadap agama Brahmaoa. Dalam perkembangannya, filsafat India pada masa ini muncul pula ajaran lain yaitu Jainisme ( Jaina ). Jaina merupakan sebuah agama dan masih ada di India.
Semua ajaran ini dilandasi oleh pemikiran yang sama yaitu Skeptis (keraguan). Jika diberbagai tradisi, pemikiran sikap Skeptis jadi tonggak lahirnya pemikiran baru, begitu pula di filsafat India. Ajaran-ajaran ini dengan kandungan filsafat, dianggap lebih menarik dari pada ritualisme dan spekulasi para imam dan rahib agama Hindu.
3.      Perkembangan filsafat India pada zaman Puranis (300 – 1200 M)
Perkembangan filsafat India pada zaman ini ditandai dengan mulai lenyapnya penggaruh Buddhisme. Pada zaman Puranis di sebut abad pertengahan. Pada masa ini lebih banyak diwarnai spekulasi teologis, khususnya mengenai inkarnasi dewa-dewa dengan avatari ( pewujutan dewa dalam bentuk manusia ) masing-masing. Tercemin dalam berbagai karya sastra pada saat itu, yaitu dua epos besar Mahabharata dan Ramayana.
4.      Perkembangan filsafat India pada zaman Muslim (1200 – 1757 M)
Perkembangan filsafat India pada zaman ini ada dua pemikiran yang berkembang, yaitu pemikiran yang mencoba menggembangkan suatu ajaran (agama) universal. Pemikiran yang lain pemikiran yang terjadi perpaduan antara ajaran Islam dan Hinduisme. Di kemudian hari ajaran pemikiran ini berkembang menjadi aliran Sikh.
5.      Perkembangan filsafat India pada zaman Modern (pasca 1757)
Perkembangan filsafat India pada zaman ini ditandai dengan kembalinya nilai-nilai klasik India bersama dengan reformasi sosial. Seperti yang diajarkan oleh Raja Ram Mohan Roy, mengenai monotoisme berdasarkan Upanishad dan moral berdasarkan khotbah di bukit.
Melalui setiap masa dengan para pemikir yang berkreasi didalamnya filsafat India terus berkembang. Membuka dialog dengan filsafat Barat tanpa melepas ciri khas filsafat India yang menggedepankan harmoni antara manusia dengan alam.

B.     Karakteristik Filsafat Cina
Filsafat cina adalah filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satu filsafat dasar dari tiga filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan dunia, disamping filsafat India dan filsafat Barat. Berdasarkan penemuan arkeologis, filsafat Cina sudah ada sebelum Neolitik baik disebelah timur laut maupun barat laut. Pada periode tersebut kehidupan komunitas suku berpusat pada penyembahan dewa-dewa leluhur dan dewa-dewa alam. Tradisi pemikiran filsafat di Cina bermula sekitar abad ke 6 SM atau pada masa pemerintahan dinasti Chao. Pemerintahan dinasti Chao mengalami perpecahan dan perang diantara raja-raja kecil yang menguasai wilayah yang berbeda-beda. Akibatnya rakyat sengsara, dihantui kelaparan dan ratusan ribu meninggal dunia yang disebabkan peperangan dan pemberontakan yang bertubi-tubi. Dengan adanya kekacauan ini, mendorong sejumlah kaum terpelajar untuk bangkit dan mulai memikirkan bagaimana mendorong masyarakat berusaha menata kembali kehidupan sosial dan moral mereka dengan baik.
Kaum terpelajar ini juga tersingkir dari kehidupan politik dan pemerintahan, karena pada saat negeri dilanda perang yang diperlukan adalah para jendral dan penggambil kebijakan politik, bukan para terpelajar. Selanjutnya para bangsawan, jendral dan pejabat berlomba-lomba melakukan tindakan penyelewengan, korupsi, menimbun harta dan kekuasaan, mereka memanfaatkan situasi, sehingga mereka saling menghasut hingga perpecahan tidak bisa dihindari.
Di latarbelakangi keadaan seperti itu. Filsafat Cina lebih banyak memusatkan perhatian pada persoalan politik, kenegaraan dan etika. Kecenderungan inilah yang membuat filsafat Cina memiliki cirri yang berbeda dari filsafat India, Yunani dan Islam.
Para ahli sejarah pemikiran, mengemukaan beberapa karakteristik filsafat Cina, antara lain :
1.      Dalam pemikiran, kebanyakan orang Cina antara teori dan pelaksanaannya tidak dapat di pisahkan.
2.      Secara umum filsafat Cina bertolak dari semacam humanisme atau kemanusiaan yaitu manusia dan perilakunya dalam masyarakat dan peristiwa-peristiwa kemanusiaan menjadi perhatian utama.
3.      Dalam pemikiran filosof Cina, etka dan spiritualitas atau kerohanian menyatu secara terpadu. Artinya etika dianggap sebagai intipati kehidupan manusia dan sekaligus tujuan hidupnya. Di hal lain konsep kerohanian diungkapkan melalui perkembangan jiwa seseorang. Etika spiritulitas seseorang melalui moral dan etikanya dalam kehidupan sosial,kenegaraan dan politik. Sedangkan untuk etika dan kehidupan sosial adalah kesalehan dan kearifannya.
4.      Meskipun menekankan pada persoalan manusia sebagai makhluk sosial, persoalan yang bersangkut paut dengan pribadi atau individu tidak dikesampingkan, artinya kesetaraan, persamaan dan kesederajatan manusia dapat perhatian besar.
5.      Mengajarkan sikap optimis dan demokratis. Artinya bahwa manusia dapat mengatasi persoalan-persoalan hidupnya dengan menata dirinya melalui berbagai kebijakan praktis serta menghargai kemanusiaan. Sikap demokratis membuat bangsa Cina toleran terhadap pemikiran yang beranekaragam dan tidak cenderung memandang sesuatu secara hiotam atau putih.
6.      Agama dipandang tidak terlalu penting disbanding kebijakan berfilsafat. Artinya masyarakat di anjurkan mengurangi pemborosan dalam penyelenggaraan upacara keagamaan atau penghormatan pada leluhur.
7.      Penghormatan terhadap kemanusiaan dan individu tampak dalam filsafat hokum dan politik. Artinya pribadi dianggap lebih tinggi nilainya disbanding aturan-aturan formal yang absrtak dari hokum, undang-undang dan etika. Dalam memandang sesuatu tidak berdasarkan mutlak benar dan mutlak salah.
8.      Dilihat dari sudut pandang intelektual, para filosof Cina berhasil membangun etos masyarakat Cina seperti mencintai, belajar dan mendorong orang gemar melakukan penelitian mendalam atas segala sesuatu yang belum terpecahkan.

C.    Karakteristik Filsafat Islam
Tampilnya filsafat Islam diarea pemikiran merupakan hasil interaksi agama Islam dengan factor ekstern. Factor ekstern yang di maksud adalah budaya dan tradisi non Islam yang sepanjang sejarah yang diwakili oleh Eropa dibelahan barat serta India, Iran dan Cina dibelahan timur. Kemajuan Islam diera pertengahan tidak saja mewarisi pengetahuan Yunani dan Romawi, akan tetapi telah memodifikasi dan menyempurnakan pengetahuan sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan hasil usaha kreatif cendekiawan muslim seperti Al kindi Ibn Sina, Al- Farabi, Al-Razi dan setelahnya. Selain mengadopsi kekayaan pengetahuan, mereka juga melahirkan teori dan pemikiran orisinil yang sama sekali baru.
Peradaban Yunani, Persia dan Romawi jelas menyumbangkan peradapan yang sangat berharga bagi Islam.pusat urat syarafnya berada di akademi terbesar pada masa itu, yaitu Akademi Jundi Shapur di Persia di bagian tenggara. Bahkan bukan itu saja, setelah lahirnya Islam dan penaklukan Persia oleh orang-orang Arab, perkembangan kebudayaan terpenting dalam Islam, misalnya bidang sains, teknologi, matematika, logika, filsafat, Kimia dan lain-lain adalah kontribusi pemikiran dan cendikiawan Persia yang pada permulaan abad-abad Islam telah menulis dalam bahasa Arab dan atas nama Islam.
Filsafat Islam memiliki karakteristik yang sekaligus sebagai keunikkan tersendiri. Setidaknya ada 3 karakteristik yang dapat pemakalah kemukakan, yaitu : peripatetisme (masysya’iyyah), iluminasi (israqiyah), dan teosofi trasenden (al hikma-muta’aliyah).
1.      Peripatetisme adalah paham kelanjutan dari pengaruh ide-ide Aristoteles yang bersifat deskursif-demotrasional. Corak dari Aristoteles yaitu suatu paham yang cenderung bersifat material. Peripatetisme dimulai sejak Al-Kindi.
2.      Iluminasi adalah suatu kilatan atau dadakan dalam bentuk pemahaman atau ilham sebagai suatu arus cahaya serta upaya-upaya religious dan mistik dalam dunia ilmiah. Artinya sebuah kebenaran dapat diukur dengan pengalaman intuitif yang kemudian diverifikasikan secara logis dan rational.
3.      Teosofi trasenden diperkenalkan oleh Mulla Shadra. Dia membangun aliran baru filsafat dengan semangat untuk mempertemukan berbagai aliran pemikiran yang berkembang dikalangan kaum muslim. Filsafat ini cenderung berbicara masalah esensi (wujud), sehingga sering disebut-sebut sebagai eksistensialisme Islam. Aliran ini mempercayai bahwa pengetahuan diperoleh tidak melalui penalaran rasional, tetapi hanya melalui penyaksian batin.
Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekiawannya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain, yaitu :
1.      Meskipun semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikan dengan ajaran Islam.
2.      Islam adalah agama tauhid maka bila dalam filsafat lain masih “ mencari Tuhan”. Dalam filsafat Islam justru Tuhan “sudah ditemukan”, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dibahas lagi, namun filsafat Islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui pembahasan Tuhan hanya akan menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.
Kehadiran filsafat berpotensi untuk membantu penyelesaian problem-problem dasar kemanusiaan. Bahkan dikatakan bahwa filsafat bisa menyelesaikan problem-problem kongkrit dalam kehidupan manusia. Dengan berpijak kembali kepada filsafat Islam, diharapkan bisa menentaskan pengetahuan dan kearifan religious yang bernilai tinggi. Akar-akar persoalan modernitas yang menyeret manusia kedalam dunia dapat disadarkan lewat penelusuran filsafat Islam.

D.    Karakteristik Filsafat Barat
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di eropa dan jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat Yunani kuno. Tokoh-tokoh utama filsafat Barat antara lain : Plato, Thomas Aquinas, Rene Descartes, Immanuel Kant, George Hegel dan lain-lain.
Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal dengan adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu, diantaranya :
-          Metafisika mengkaji hakekat segala yang ada. Dalam hal ini hakekat yang ada secara umum dikaji secara khusus dalam antologi. Sedangkan hakekat manusia dan alam dibahas dalam kosmologi.
-          Epistemology mengkaji tentang hakekat dan wilayah pengetahuan. Dalam hal ini membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
-          Aksiologi membahas nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah 2 cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia yaitu etika dan estetika.
-          Etika atau filsafat moral membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu diketahui. Beberapa hal yang dibahas disini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati dan lain-lain.
-          Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari sinilah lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian dari berbagai macam hasil budaya.
























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat biasanya diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budaya.
2.      Karakteristik filsafat India mengusung keyakinan akan kesatuan fundamental antara alam dan manusia.
Filsafat India mengalami pembabakan selama 5 periode antara lain :
-       Perkembangan filsafat India pada zaman Veda
-       Perkembangan filsafat India pada zaman Skeptisisme
-       Perkembangan filsafat India pada zaman Puranis
-       Perkembangan filsafat  India pada zaman Muslim
-       Perkembangan filsafat India pada zaman Modern
3.      Karakteristik filsafat Cina adalah toleransi dalam keterbukaan untuk pendapat-pendapat yang sama sekali berbeda dari pendapat-pendapat pribadi. Filsafat Cina kuno memandang soal perubahan dan trasformasi sebagai sebuah sifat dunia yang tidak bisa direduksikan lagi, termasuk didalamnya benda-benda dan manusia itu sendiri.
4.      Karakteristik filsafat Islam sebagai filsafat yang mempunyai keunikan tersendiri. Setidaknya ada 3 karakteristik yang di kemukakan pemakalah antala lain : peripatetisme, iluminasi, teosofi trasenden.
5.      Dalam tradisi filsafat Barat dikenal dengan adanya pembidangan, antara lain : metafisika, epistemology, aksiologi, etika dan estetika.






DAFTAR PUSTAKA

1.      Drs. Burhanuddin Salam, 2012,  Pengantar Filsafat, Bumi Aksara.
2.      Putu Suamba I.B, 2003, Dasar-dasar Filsafat India.
3.      Mujtahid, 2005, Karakteristik Filsafat Islam, UIN Malang.
4.      http://iccsg.wordpress.com/2006/09/04/rangkuman-filsafat-cina/